Minggu, 18 Maret 2012

Ahmadiah

Aliran Ahmadiyah Qodiyan itu berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad dari India adalah Nabi dan Rasul, kemudian barang siapa yang tidak mempercayainya adalah kafir murtad. Untuk mengetahui tentang aliran yang satu ini, simaklah kajian berikut!


Ahmadiyah Qodiyan memang mempunyai Nabi dan Rasul sendiri yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari India.
Ahmadiyah Qodiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitavb suci "Tadzkirah."
Mereka menganggap Kitab suci "Tadzkirah" adalah kumpulan wahyu yang diturunkan Tuhan kepada Mirza Ghulam Ahmad yang kesuciannya sama dengan kitab suci Al-Qur'an, karena sama-sama wahyu dari tuhan, tebalnya lebih tebal dari Al-Qur'an dan kitab suci Ahmadiyah tersebut ada di kantor LPPI.

Kalangan Ahmadiyah mempunyai tempat suci tersendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qodiyan di India. Mereka mengatakan, "Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam haji Akbar ke Qodiyan. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qodiyan adalah haji yang kering lagi kasar." Selama hidupnya, "nabi" Mirza tidak pernah pergi haji ke Makkah.

Kalau dalam keyakinan umat Islam para nabi dan Rasul yang wajib dipercayai hanya 25 orang, dalam ajaran Ahmadiyah ada 26 orang: yang ke-26 tersebut adalah "nabi Mirza Ghulam Ahmad."

Dalam ajaran Islam, kitab samawi yang dipercayai ada 4 buah, yaitu : Zabur, Taurar, Injildan Al-Qur'an. Tetapi bagi ajaran Ahmadiyah Qodiyan, kitab suci yang wajib dipercayai harus 5 buah dan kitab suci yang ke-5 adalah kitab suci "Tadszkirah" yang diturunkan kepada "nabi Mirza Ghulam Ahmad," ciptaan konspirasi politik internasional.

Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri , nama bulan Ahmadiyah adalah : 1. Suluh, 2. Tabligh, 3. Aman, 4. Syahadah, 5. Hijrah, 6. Ihsan, 7. Wafa, 8. Zuhur, 9. Tabuk, 10. Ikha', 11. Nubuwah, 12. Fatah. Adapun tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan HS. Tahun Ahmadiyah saat ini adalah th 1373 HS (1994 atau 1414 H). Kewajiban menggunakan tanggal, bulandan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu: Basyiruddin Mahmud Ahmad.

Berdasarkan firman "tuhan" yang diterima oleh "nabi" dan "rasul" Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci "Tadzkirah" yang artinya, "Dialah tuhan yang mengutus rasulnya "Mirza Ghulam Ahmad" dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya." (kitab suci Tadzkirah hal. 621). Isinya meniru-niru kitab suci Al-Qur'an.

Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri, kitab suci sendiri, tanggal, bulan dan tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang ke-4 yang bermarkas di Inggris bernama: Thahir Ahmad. Khalifah Ahmadiyah adalah khalifah fiktif yang dibentuk dengan tujuan politik. Semua anggota Ahmadiyah diseluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve pada perintah dia. Orang diluar Ahmadiyah adalah kafir dan wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki di luar Ahmadiyah. Jika tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran.

Berdasarkan "ayat" kitab suci Ahmadiyah "Tadzkirah," bahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al-Qur'an, dibatalkan dan diganti oleh "nabi" orang Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad.

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci "Tadzkirah" ini dekat dengan Qodian-India. Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun." (hal. 637)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Katakanlah wahai Mirza Ghulam Ahmad-"Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku." (hal. 630)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Dan kami rtidak mengutus engkau wahai Mirza Ghulam Ahmad kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam." (hal. 634)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad "- Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, hanya diberi wahyu kepadaku." (hal. 633)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu "wahai Mirza Ghulam Ahmad"- kebaikan yang banyak." (hal. 652)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Sesungguhnya kami telah menjadikan engkau -wahai Mirza Ghulam Ahmad -imam bagi seluruh umat manusia." (hal.630)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Oh, Pemimpin sempurna, engkau wahai Mirza Ghulam Ahmad- seorang dari rasul-rasul, yang menempuh jalan betul, diutus oleh yang maha kuasa, yang rahim."(hal. 658-659)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Sesungguhnya kami telah menurunkannya pada malam lailatur qodar."(hal.519)

Firman "tuhan" dalam kitab suci "Tadzikrah":
"Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar tetapi Allahlah yang melempar. (Tuhan yang maha pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur'an."(hal.620)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat kitab suci Al-Qur'an yang dibajaknya. Ayat-ayat kitab suci Ahmadiyah "Tadzirah" yang dikutip diatas adalah penodaan dan bajakan-bajakan dari kitab suci umat Islam, Al-Qur'an. Dan Mirza Ghulam Ahmad mengaku pada umatnya orang Ahmadiyah, bahwa ayat-ayat tersebut adalah wahyu yang dia terima dari "tuhannya" di India.


Penodaan Agama dan Hukumnya

Pada kitab Undang-Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sbb: PASAL 56 a:
Surat edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/BA.01/3099 /84 tanggal 20 September 1984, a.l. :
- Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak 18 Juni 1975.
- Brunai Darus Salam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Brunai Darus Salam.
- Rabithah 'Alam Islamy yang berkedudukan di Makkah (organisasi keagamaan Islam Internasional) telah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan keluar dari Islam.
- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Makkah.
- Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah golongan minoritas non muslim.


Kesimpulan

Ahmadiyah sebagai perkumpulan atau Jema'at didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di Qodiyan, India (sekarang Pakistan) tahun 1889, yang karena perbedaan pandangan tentang penerus kepemimpinan dalam Ahmadiyah dan ketokohan pendirinya berkembang dua aliran, yaitu Anjuman Ahmadiyah (Ahmadiyah Qodiyan) dan Anjuman Ishaat Islam Lahore (Ahmadiyah Lahore). Kedua aliran tersebut mengakui kepemimpinan dan mengakui ajaran serta faham yang bersumber pada ajaran Mirza Ghulam Ahmad.

Jema'at Ahmadiyah masuk dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1920-an dengan menamakan diri Anjuman Ahmadiyah Qodiyan Departemen Indonesia dan kemudian dinamakan Jema'at Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang dikenal dengan Ahmadiyah Qodiyan, dan gerakan Ahmadiyah Lahore (GIA) yang dikenal dengan Ahmadiyah Lahore.

Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima wahyu, dan dengan wahyu itu dia diangkat sebagai nabi, rasul, al masih mau'ud dan imam mahdi. Ajaran dan faham yang dikembangkan oleh pengikut jemaat Ahmadiyah Indonesia khususnya terdapat penyimpangan dari ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits yang menjadi keyakinan umat Islam umumnya, antara lain tentang kenabian dan kerasulan Mirza Ghulam Ahmad sesudah Rasulullah saw. (BALITBANG DEPAG RI, Jakarta, 1995 hal. 19, 20, 21)

Penutup

Sebagai penutup kajian ini, kami kutip sebuah ayat Al-Qur'an yang mengancam orang yang mengaku menerima wahyu serta menulis kitab dengan tangannya sendiri, kemudian dikatakannya dari Allah SWT dengan dusta yang amat keji seperti yang dilakukan oleh "nabi" Mirza di atas.

Allah SWT berfirman, "Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri lalu dikatakannya: "Ini dari Allah,"(dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaanlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa yang mereka kerjakan." (Q. S. Al-Baqarah: 79)

Laporan: LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar